Mande, Awak ka Singapur (part 1)

June 10, 2012 § Leave a comment

Akhirnya Selasa, 22 Mei 2012 terlewati sebagai hari terakhir UAS semester genap kali ini. Hari yang ditunggu pun datang, Minggu, 27 Mei 2012 pukul 05.00 sy bersama partner liburan kali, Imre Nagi EL’10, telah sampai di Husein Sastranegara Bandung. Yak, di Minggu yang super dingin itu kami akan menunaikan ibadah liburan ke negeri seberang, Singapore! yeah! Keadaan pada saat itu belum mandi, ngantuk karena baru tidur sekitar 2 jam, tapi InsyaAllah masih dalam keadaan ganteng sehat wal afiat. Take off sekitar pukul 06.00, sy pun melanjutkan tidur di 1.5 jam penerbangan, dan akhirnya landing, Changi!

Layaknya udik, kami pun sempatkan berfoto ria di Changi sembari mengisi kartu imigrasi. Tapi hal ini wajar saja, kemewahan Changi jauh lebih dibandingkan bandara kebanggaan kita bersama, Soekarno-Hatta Cengkareng. Para pembaca boleh tertawa membaca cerita udik kami di Changi ini, tapi seudik-udiknya sy bersama Imre tidaklah seudik para manusia yg berfoto ria di depan cermin toilet, kami masih udik yang normal kok. Selesai mengisi kartu imigrasi kami tidak langsung begitu saja keluar. Udik chapter dua, keliling Changi dulu cui, secara gitu antara Airport dan Mall ga jauh-jauh beda loh. Cukup berkeliling, akhirnya kami keluar dan dimulai lah kebingungan pertama di SG. Bagaimana caranya bisa  sampai daerah Bugis dengan selamat sentosa, menuju hostel tujuan.

keudikan pertama di SG

tidak kalah udik, Imre Nagi, partner liburan


Akhirnya kita bertanya ke salah satu petugas bandara, kita diharuskan menuju Terminal 2 dengan menggunakan MRT menuju Bugis. Apakah kami sudah cukup mengerti? belum coi, yang penting langkah tegak maju jalan dulu. Baru saja mau naik MRT, ada seorang lelaki 40 tahunan menyapa kami, singkat cerita dia menjelaskan cara menggunakan MRT, dan kami sampai di Bugis dengan selamat dan sy masih dalam keadaan belum mandi. Sampai di Bugis kami menelantarkan diri di Bugis Junction. Cukup mendinginkan badan, kami mencari hostel tujuan, Cozy Corner Backpackers Hostel tepat di seberang Bugis Junction. Sampai di tekape kami dapati hostel ini cukup menyeramkan. Hostel ini menawarkan penginapan dormitori, yaitu satu kamar terdiri dari banyak kasur, sekitar 6, 8, atau 10 kasur. Terdapat satu kamar yang bisa kami tempati, bersama empat bule eropa, dua cowo, dua cewe, dan dihargai 18$ per malam per orang. Ribuan imajinasi terpikirkan di otak ini. Daripada pada suatu malam kami disuguhkan dengan peristiwa yang agak ke-barat-an, kami memutuskan untuk mencari hostel lain. Akhirnya kami memilih ABC Backpackers Hostel di Jalan Kubor, masih di daerah Bugis. Tidak jauh berbeda dengan harga hostel sebelumnya, 20$ per malam per orang dengan fasilitas ac super dingin, kamar mandi dengan shower (lo bisa nangis kesenengan di bawahnya), free internet access, dan free breakfast (cuma roti tawar plus selai aja cui). Tapi lumayanlah, cukup murah di negeri super canggih, disiplin, penuh hot pant seperti Singapura ini.

Setelah mendapat kediaman yang wuenak, kami pun tertidur pulas sekitar 2 jam, ya kami tidur berdua dengan pulas, berdua! Terbangun pukul 13.00 Waktu SG, kami bersiap-siap untuk keluar. Karena kondisi badan yang masih belum cukup sehat, akhirnya sy memutuskan untuk tidak mandi. Perlu digaris-bawahi sy mandi sekitar 30 jam yang lalu. It’s okay lah, yang penting jaga kondisi badan. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari makan. Hostel kami ini berdekaan dengan Kampong Glam, dan berkeliling di sekitar Kampong Glam untuk memilih beberapa tempat makan, akhirnya pilihan tertuju pada rumah makan Minang. Aneh jauh-jauh ke sini tapi makannya cuma nasi padang? santai, keep reading, ke depannya ga se-mainstream ini kok 🙂 Kembali ke nasi padang, apakah cukup enak? rasanya cukup sederhana untuk nasi ayam seharga 4$, jika di-rupiah-kan sekitar 30rb, mahal cuk!

nasi padang 30rb rupiah

Cukup kenyang akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Berkeliling di kawasan Kampong Glam, kami mampir ke Masjid Sultan, masjid tertua kedua di Singapura. Setelah mengisi botol minum, kami pun kembali berkeliling. Oiya, harga satu botol air mineral 600ml di Singapur berharga sekitar 1.4-1.6$, 10rb-an lah, cukup mahal toh? Jadi sy menyarankan kepada teman-teman untuk membawa botol minum sendiri untuk memangkas pengeluaran. Setiap masjid yang saya datangi di negeri ini selalu menyediakan water tap. Jadi ke masjid bisa solat, lihat arsitekturnya yang unik, dan sekalian isi botol minum anda, menarik bukan? Yak, lanjut ya. Kembali keliling di Kampong Glam, ternyata kebanyakan di daerah ini menjajakan pakaian untuk muda-mudi, khususnya di Haji Lane yang merupakan daerah butik cukup murah (cenah mah) untuk para cewe.

Haji Lane

Beres memutari distrit ini, kami lanjut menuju stasiun MRT Bugis untuk menuju stasiun Raffles Place. Betul sekali, kami akan menikmati suasana sore hingga malam hari di sekitar Merlion Park. Sampai di stasiun Raffles Place kami telusuri jalanan menuju Merlion Park. Sampai di tekape dan apalagi yang kami lakukan jika tidak berfoto ria. Tampak dari sana beberapa bangunan luar biasa. Dari Merlion Park terlihat bangunan Fullerton yang super megah, Art Science Museum yang super unik, Marina Bay Sands yang super mewah. Sungguh malam yang indah, super romantis klo lo bawa pasangan lo ke sini, sayangnya gw bersama seorang lelaki.

watch out

terakhir mandi 36 jam yang lalu

Kami lanjutkan perjalanan ke Esplanade Outdoor Theatre untuk menyaksikan pertunjukan sirkus berbasis musikal . Kali ini akan ditampil oleh dua lelaki, dua bule gila tepatnya. Cukup seru karena menyertakan anak kecil dari bangku penonton. Singkat cerita setelah beres kami kembali ke stasiun Raffles Place untuk kembali pulang ke hostel.

terakhir mandi 37 jam yang lalu, ganteng wal-afiat

musical circus by duo bule sarap

art science museum, marina bay sands *tempat gw nginep :p

Cukup untuk hari pertama, perjalanan esok hari jauh lebih menyenangkan. Tunggu carito awak selanjutnyo yo 😀

Tagged: ,

Leave a comment

What’s this?

You are currently reading Mande, Awak ka Singapur (part 1) at FRESH THOUGHT, FRESH JOKE.

meta